Wednesday, October 28, 2009

Berziarah ke kubur wali


Berkata Al Habib Abdullah Bin Muhsin Al Attos di dalam menerangkan tentang berziarah kepada para wali, beliau menjelaskan bahwa keajaiban itu sendiri bukan bagian dari tasawuf, lebih lanjut beliau berkata : “Sebenarnya rahasia dan hikmah kofiyah yang dikenakan kepadamu oleh seorang wali adalah bertalian dengan tubuh si wali. Sedangkan tubuh si wali bertalian dengan hatinya. Sedangkan hatinya bertalian dengan salah satu hadirat dari hadirat-hadirat salah satu nama (Asma) Allah Ta’ala”.

Jadi, kaitan dan pertaliannya bersambung dari situ sampai ke hadirat yang menjadi tempat di mana hati si wali berada. Begitu juga ketika anda berziarah kepada salah seorang wali dari kalangan wali-wali Allah Ta’ala. Artinya, anda berziarah ke tanah di mana terdapat tindakan-tindakan dan amal-amal shalihnya. Sudah tentu amal-amal itu akan di sambut oleh salah satu Asma Allah Ta’ala, sebagaimana di kisahkan tentang lelaki yang menjadi pembantu Syekh Abdullah Ba’alawi, lantaran kecendrungannya pada persoalan kubur dan hikmahnya. Oleh karena itu orang-orang yang berziarah ke pekuburan kaum shalihin, artinya mereka menziarahi derajat-derajat mereka di sisi Allah. Bukan berziarah kepada pribadi dan bangkai mereka sebagaimana anggapan orang-orang wahabiyah.

Misalnya, dinyatakan kepada anda, bahwa ini adalah kuburan seorang wali. Lalu andapun menziarahinya dengan keyakinan bahwa ia adalah seorang wali Allah, niscaya anda akan memperoleh kekuatan darinya, meskipun ternyata bukan wali. Sebab, tujuan anda berziarah kepadanya adalah terhadap derajatnya, maka yang menyambut anda adalah derajatnya atas dasar keyakinan anda bahwa ia adalah wali. Sekiranya di katakan kepada anda, bahwa yang anda ziarahi itu adalah kuburan seorang kafir, apakah anda akan berziarah untuk kedua kalinya?.

Dari situ anda dapat ketahui, bahwa anda tidak menziarahi pribadinya, tetapi derajat yang menjadi pangkatnya, yaitu derajat kewaliannya. Yang anda yakini itulah yang menjadi penyebab di larang atau di bolehkannya berziarah.

Oleh karena itu, andapun mengetahui bahwa Nabi SAW. Pada awalnya melarang ziarah kubur, kemudian pada masa berikutnya justru memerintahkannya. Karena yang merupakan dasar penyebab pertama kali larangan itu adalah bahwa banyak dari kalangan para sahabat Radhiyallahu ‘Anhum, sebelum munculnya islam, bapak-bapak dan keluarga mereka terdiri dari orang-orang kafir. Mereka saling menziarahi di sebabkan di antara mereka itu adalah orang tua dan kerabat sendiri. Ketika Rasulullah SAW melarang berziarah kepada mereka Karena status mereka (yang mati) adalah orang-orang kafir. Tatkala muslim sudah sekian banyak dan sudah banyak pekuburan yang berisikan muslim, beliau memerintahkan para sahabat agar berziarah, dan bersabda : “Dahulu saya melarang kalian untuk tidak berziarah kubur. Sekarang berziarahlah!”.

cucutokku:kredit kepada penulis asal & dalyaanoon.blogspot.com(semoga Allah merahmati kamu semua, InsyaAllah)

No comments:

Post a Comment