Wednesday, October 28, 2009

Selawat


Artikel dibawah ini merupakan rangkuman dari forum diskusi Majelis Rasulullah http://www.majelisrasulullah.org, seputar amalan yang dapat menghantarkan kita dapat bertemu dengan Rasulullah melalui mimpi. Saya meringkasnya untuk mempermudah pemahaman dan pembacaan saja.
Bermula dari pertanyaan singkat ‘Bagaimana caranya saya dapat bertemu dengan Rasulullah ?’. Berikut ini jawaban Habib Munzir.

1. Mengenai berjumpa dg Rasul saw adalah dgn merindukan beliau saw dan memperbanyak amalan sunnah semampunya, dan memperbanyak shalawat, beliau saw mencintai kita dan memperhatikan kita lebih dari ayah bunda kita, beliau saw adalah ayah ruh bagi semua ummatnya, maka ruh kita tetap mudah berhubungan dengan ruh beliau saw, lewat mimpi misalnya, nah.. perkuat hubungan ruh anda dengan ruh beliau saw dengan shalawat ini :”Allahumma shalli alaa ruuhi sayyidina muhammadin fil arwah, wa ‘ala Jasadihi filjasad, wa alaa Qabrihi filqubuur” (wahai Allah limpahkan shalawat pada Ruh Sayyidina Muhammad di alam arwah, dan limpahkan pula pada Jasadnya di alam Jasad, dan pada kuburnya di alam kubur).

2. Anda bisa saja jumpa dgn Rasul saw dalam mimpi, perbanyaklah shalawat, cintailah sunnah, dan perbanyaklah bersedekah pada anak yatim, dan baktilah pada ibunda jika masih ada, ini adalah amalan amalan yg sangat dicintai oleh Rasul saw,
anda jangan tidur kecuali bibir anda terus bershalawat pada nabi saw, beliau saw akan menjumpa anda, dan yakinlah.

3. Saya (Habib Munzir) menyukai semua shalawat, dulu saya membaca 17 macam shalawat, diantaranya shalawat Syeikh Abdulqadir Aljailani yg panjangnya 13 halaman, namun kini saya membaca satu macam shalawat saja, yg diajarkan Rasul saw lewat mimpi pd saya, pendek saja yaitu : “ALLAHUMMA SHALLI ALA SAYYIDINA MUHAMMAD WA ALIHI WA SHAHBIHI WASALLIM“shalawat ini saya baca 5.000X setiap harinya, jika anda ingin membacanya silahkan, saya ijazahkan pada anda, boleh membacanya 100X, 200X atau lebih atau berapa saja sekemampuan anda dan luasnya waktu, dan bisa dibaca sambil dimobil, dijalan, atau dimanapun,

4. Masalah mimpi Rasul saw, saya (Habib Munzir) pernah bermimpi beliau saw dan mengadukan banyaknya orang yg rindu dg beliau saw namun belum jumpa dalam mimpi, beliau saw menutup wajahnya dan menangis, seraya berkata : “Tiada yg memisahkanku dg mereka selain tabir qudrat, dan mereka akan jumpa dg ku kelak ”beliau saw sangat perduli dan rindu pada ummatnya, lebih lebih yg mencintai beliau saw, dan telah teriwayatkan pada shahih Muslim bahwa beliau saw bersabda : “Ummatku yg paling cinta padaku adalah yg hidup setelah aku wafat, dan mereka sangat mengidamkan jumpa dg ku daripada harta dan keluarganya”.

cucutokku:kredit kepada blog.its.ac.id & warungbaca.wordpress.com(semoga Allah merahmati kamu semua, InsyaAllah)

Berziarah ke kubur wali


Berkata Al Habib Abdullah Bin Muhsin Al Attos di dalam menerangkan tentang berziarah kepada para wali, beliau menjelaskan bahwa keajaiban itu sendiri bukan bagian dari tasawuf, lebih lanjut beliau berkata : “Sebenarnya rahasia dan hikmah kofiyah yang dikenakan kepadamu oleh seorang wali adalah bertalian dengan tubuh si wali. Sedangkan tubuh si wali bertalian dengan hatinya. Sedangkan hatinya bertalian dengan salah satu hadirat dari hadirat-hadirat salah satu nama (Asma) Allah Ta’ala”.

Jadi, kaitan dan pertaliannya bersambung dari situ sampai ke hadirat yang menjadi tempat di mana hati si wali berada. Begitu juga ketika anda berziarah kepada salah seorang wali dari kalangan wali-wali Allah Ta’ala. Artinya, anda berziarah ke tanah di mana terdapat tindakan-tindakan dan amal-amal shalihnya. Sudah tentu amal-amal itu akan di sambut oleh salah satu Asma Allah Ta’ala, sebagaimana di kisahkan tentang lelaki yang menjadi pembantu Syekh Abdullah Ba’alawi, lantaran kecendrungannya pada persoalan kubur dan hikmahnya. Oleh karena itu orang-orang yang berziarah ke pekuburan kaum shalihin, artinya mereka menziarahi derajat-derajat mereka di sisi Allah. Bukan berziarah kepada pribadi dan bangkai mereka sebagaimana anggapan orang-orang wahabiyah.

Misalnya, dinyatakan kepada anda, bahwa ini adalah kuburan seorang wali. Lalu andapun menziarahinya dengan keyakinan bahwa ia adalah seorang wali Allah, niscaya anda akan memperoleh kekuatan darinya, meskipun ternyata bukan wali. Sebab, tujuan anda berziarah kepadanya adalah terhadap derajatnya, maka yang menyambut anda adalah derajatnya atas dasar keyakinan anda bahwa ia adalah wali. Sekiranya di katakan kepada anda, bahwa yang anda ziarahi itu adalah kuburan seorang kafir, apakah anda akan berziarah untuk kedua kalinya?.

Dari situ anda dapat ketahui, bahwa anda tidak menziarahi pribadinya, tetapi derajat yang menjadi pangkatnya, yaitu derajat kewaliannya. Yang anda yakini itulah yang menjadi penyebab di larang atau di bolehkannya berziarah.

Oleh karena itu, andapun mengetahui bahwa Nabi SAW. Pada awalnya melarang ziarah kubur, kemudian pada masa berikutnya justru memerintahkannya. Karena yang merupakan dasar penyebab pertama kali larangan itu adalah bahwa banyak dari kalangan para sahabat Radhiyallahu ‘Anhum, sebelum munculnya islam, bapak-bapak dan keluarga mereka terdiri dari orang-orang kafir. Mereka saling menziarahi di sebabkan di antara mereka itu adalah orang tua dan kerabat sendiri. Ketika Rasulullah SAW melarang berziarah kepada mereka Karena status mereka (yang mati) adalah orang-orang kafir. Tatkala muslim sudah sekian banyak dan sudah banyak pekuburan yang berisikan muslim, beliau memerintahkan para sahabat agar berziarah, dan bersabda : “Dahulu saya melarang kalian untuk tidak berziarah kubur. Sekarang berziarahlah!”.

cucutokku:kredit kepada penulis asal & dalyaanoon.blogspot.com(semoga Allah merahmati kamu semua, InsyaAllah)

Tuesday, October 27, 2009

Cermin Zuhud


Seringkali Sapi’i berasa badmood, Kadang Sapi’i berasa ingin marah, ingin memukul orang, ingin mencaci-maki orang. Rasa marah ini sering timbul, kadang tanpa sebab yang jelas. Dan kadang muncul kerana merasa hidupnya sesak, pedih, kelabu, gelisah, risau kerana memikirkan banyak masalah (baik yang real maupun khayal).

Suatu ketika dia bertemu dengan Kyai Mudakir, dan Sapi’i pun menanyakan masalahnya.

Sapi’i : Bagaimanakah untuk jadi bahagia, tidak sesak di dunia ini ?

Kyai Mudakir : Hidup yang zuhud.

Sapi’i : Zuhud ? bererti saya tidak perlu kerja, mengabaikan dunia ?

Kyai Mudakir : Gila apa !!! Wah pandanganmu tentang zuhud terlalu sempit anakku..

Sapi’i : Jadi apakah makna Zuhud ?

Kyai Mudakir : Zuhud adalah qasr al-’amal ertinya, pendek angan-angan, tidak banyak mengkhayal dan bersikap realistik. Jadi zuhud bukan bererti makan ala kadarnya dan berpakaian compang camping.

Contoh orang yang tidak zuhud itu begini :
Misalkan kamu bertemu perempuan cantik, terus kamu bayangkan, wah seandainya dia jadi isteriku, lalu punyai anak kembar, kita sehidup semati, kaya raya lagi …ohhh …ohhhh. Aku tampan, dia cantik, pasti anakku comel-comel …ohhh….ohhhh. Lama kelamaan kamu pasti gila.

Ketahuilah angan-angan itu tidak akan berhenti disitu, malah akan berlanjut ke yang lebih jauh lagi. Setelah berpisah dengan perempuan cantik tadi, pasti, kamu merasakan kerinduan yang amat sangat, hati kamu menderita. Kamu menderita karena meletakkan kebahagian pada dataran dunia (yaitu perempuan). Bukan bererti kamu tidak boleh memikir tentang perempuan, itu boleh saja asal jangan banyak berkhayal. Jangan memberi harga yang terlalu tinggi terhadap dunia ini. Yang wajar-wajar saja.

Sapi’i : Iya, saya sering sedih gara-gara masalah dunia yang berat.

Kyai Mudakir : Letakkanlah kebahagianmu pada dataran spiritual/akhirat. Hati kamu akan mantap, tidak mudah goyah. Tahan diri kamu terhadap pujian dan ejekan, tahan uji. Kamu tidak akan suntuk gara-gara hal dunia. Kebahagianmu adalah ketika kamu merasa berdialog denganNya, pada waktu sholat, pada waktu dzikir.

Sapi’i: Moga-moga saya boleh menjadi zuhud.

Kyai Mudakir : Pendekkanlah angan-anganmu, Untuk memendekkan angan-angan kamu harus tahu rumusnya.

Sapi’i: Rumus ? Seperti pelajaran Matematik saja.

Kyai Mudakir (sambil ketawa) : Matematik gilamu !!!.

Misalkan kamu baru putus dengan kekasih kamu, kamu sedih setengah mati karena kamu mengingat masa indah berdua, ingat lagu kalian berdua, tempat-tempat romantis yang kamu kunjungi, dll..

Rumusnya begini : Kamu mesti tahu, wanita itu makhluk siapa ? wanita, begitu juga lelaki merupakan makhlukNya. Dia lahir ke dunia ini dari 2 tempat kencing (pertama dari tempat kencing ayah ketika membuahi, kedua dari tempat kencing ibu ketika dilahirkan) dan ketika mati dia akan menjadi bangkai. Tidak ada yang istimewa dengan wanita. Yang membezakan cuma hatinya saja.

Begitu juga ketika kamu sedih karena diejek/dihina orang lain ? Setelah dihina, kamu lihat sahaja tubuh kamu, apakah tubuh kamu berkurang karena ejekan dia (misalnya : telinga hilang satu atau jari-jari tinggal empat). Misalkan kamu merasa sakit hati, Ketahuilah yang terpenting bagimu itu pandangan Allah terhadapmu, bukan pandangan makhluk kepadamu. Mau orang sedunia memusuhi kamu, berasa amat bodoh , yang penting kamu dekat dengan Yang Maha Kuasa.

Syekh Abdul Qadir Jailani berkata, “Dudukkanlah dirimu bersama kehidupan duniawi, sedangkan kalbumu bersama kehidupan akhirat, dan rasamu bersama Rabbmu.” Cuba cari tahu hakekat dunia ini, Santai aja lah.

cucutokku: kredit kepada superjenar.wordpress.com (Semoga Allah merahmati kamu semua, InsyaAllah)

Untuk Renungan Bersama..


RUHUL ZIKRI 1
Oleh
Syeikh Mahmud Al‐Majzub
©Madrasah Nurul Iman

Petikan dari buku Ruhul Zikri Jilid 1 ini mengandungi sebahagian dari kata‐kata sufi Syeikh Mahmud Al‐Majzub yang lebih dikenali dengan Syeikh Muhyiddin Abdul Qadir Mahmud Al‐Kedahi di alam kesufian, pengasas Madrasah Nurul Iman. Kata‐kata ini dipetik daripada syarahan dan nasihat beliau kepada murid‐muridnya. Kata‐kata sufi yang diungkap oleh Syeikh Mahmud mempunyai mutiara kata makna yang mendalam, dimana ada sebahagian daripada kata‐kata beliau tidak boleh difahami atau dibuat bandingan secara langsung mengikut fahaman orang awam.Mutiara kata yang indah dan bermakna ini juga diharap dengan rahmat dan kasih sayang Allah dapat menangkis tuduhan‐tuduhan liar selama ini terhadap ilmu Tasawwuf. Semoga petikan dari buku ini menjadi santapan rohani yang dapat membersihkan jiwa dan mendorong hati untuk
menjadi hamba Allah yang sehamba‐hambaNya di dunia ini, Insya Allah.


1. Perkara kerohanian tidak boleh difahami dengan akal, nafsu dan ilmu. Jika boleh dengan ilmu,sudah tentulah Imam Ghazali tidak mengaji dengan Yusuf Nasaji dan Syeikh Abdul Wahab Sya’rani tidak mengaji dengan Ali Khawas. Cukuplah mereka ini menjadi contoh.

2. Belajar kereta perlu ada guru, nak kenal Allah tak perlu guru. Ini awal‐awal lagi syaitan tipu.

3. Duka dan suka di dalamnya makrifah lebih manis daripada madu, lebih putih daripada susu.Duka dan suka di dalamnya kekufuran dan kesyirikan lebih pahit daripada hempedu dan lebih busuk daripada budu.

4. Kalau nak berjalan (di dalam perjalanan Ahlullah). Mengaku kita tak terpakai (tak berguna dan banyak dosa), lebih senang, mudah‐mudahan Allah s.w.t. ampun dosa kita.

5. Bila ibadat kita palsu, kita ikut hawa nafsu. Seperti kapal terbang palsu yang banyak jual di kedai.

6. Selagi mana kita boleh ikut hawa nafsu menunjukkan kita masih palsu.

7. Cari jalan mengendalikan ummah asalkan mempraktikkan Sunnah.

8. Orang yang diberi mudah (untuk menjalani jalan kesufian) apabila ada darah (keturunan)kesufian. Tiada dosa besar. Tiada amalan kejinan (khadam). Banyakkan selawat, istighfar, zikir dan baik adab dengan Allah s.w.t., zuhud, tinggalkan makhluk, bersungguh‐sungguh dengan Allah s.w.t., istiqomah, tegas, tiada tujuan dunia dan akhirat.

9. Selagi mana terasa kita banyak ibadat, itu tanda kurang ikhlas tidak menuju “Rodhiah” tetapi terhenti kepada Abid tidak (fana’ ‘ul‐fana’).

10. Perkara kerohanian tidak boleh difahami melainkan rahmat Allah s.w.t semata‐mata, melalui Rasulullah s.a.w, melalui ahli zaman dan dengan bermunajat kepada Allah s.w.t. Kalau kenal(tahu tentang perkara kerohanian) dengan cerita‐cerita orang (perasaan kita itu tidak sah).

11. Kalau tak senang dengan sesuatu, DIAM! Cakap salah tak cakap salah, cakaplah kerana Allah s.w.t. Semoga jadi hamba Allah s.w.t.

12. Kerja dunia boleh tangguh‐tangguh, kerja akhirat tak boleh tangguh‐tangguh.

13. Watak Auliya’: Kena maki tak mudarat, kena puji tak manfaat.

14. Kenal Allah s.w.t. lebih mudah daripada kenal para wali, kerana mereka Allah s.w.t. pakaikan dengan sifat kekurangan. Sebagai mana kafir musyrikin tidak mengenal Rasulullah s.a.w.(walhal Rasulullah, Allah s.w.t. pakaikan baginda dengan penuh sifat‐sifat kesempurnaan).

15. Hendak kenal wali tanyalah Allah s.w.t., jangan tanya orang.

16. Para wali tidak boleh dikenal dengan hawa nafsu.

17. Saya berdoa kepada Allah s.w.t. nak jadi hamba Allah s.w.t., bukan nak jadi wali.

18. Buat ibadat nak jadi wali, SYIRIK!

19. Allah s.w.t. tak pilih orang malas jadi wali.

20. Kalau kita kasih orang yang Tuhan benci, itu satu penyelewengan.

21. Orang yang sebenar cinta Allah s.w.t. tidak takut menghadapi cabaran hidup dunia.

22. Saya nak bawa kamu jadi hamba Allah s.w.t.

23. Saya tak ajar kamu melampau (berani dan semangat yang tak ketahuan). Saya tak ajar kamu menjadi pengecut. Saya ajar kamu jadi hamba Allah s.w.t. yang bertaqwa.

24. Saya hamba Allah s.w.t. macam kamu juga. Saya tidak tahu melainkan apa yang ALLAH s.w.t bagi tahu. Kalau Dia tak bagi tahu, saya pun tak tahu.

25. Dia Tuhan! kita hamba. Jangan campur urusan Tuhan. Manusia jenis apa ini? Dia nak atur Tuhan. Dia suruh Tuhan ikut dia.

26. Taslim (penyerahan). Nak pun tidak, tak nak pun tidak. Cepat pun tidak, lambat pun tidak.

27. Hidup atas dunia tak mahu ikut nabi, auliya’ atau orang soleh. Bila mati nak duduk sekali dengan orang soleh, ini cerita kartun.

28. Waktu hidup ikut Firaun, Qarun dan Haman. Bila mati nak masuk syurga, dengan nabi Musa a.s. dan Harun a.s. Logik tak?

29. Tak guna hidup kalau mementingkan diri sendiri sahaja.

30. Uwais Al‐Qarni, jasadnya mengembala unta, rohnya mengembala manusia beriman kepada Allah s.w.t.

31. Manusia, banyak tak dapat taufik hidayah sebab ikut nafsu ammarah kemudian (dalam masa yang sama mereka) berdoa dengan Tuhan (agar dianugerah sama seperti orang yang berjaya di sisi Allah). Sepatutnya kena tinggalkan nafsu dulu. Allah s.w.t. jadikan nafsu ammarah supaya kita tinggalkan bukan untuk ikut.

32. Cara cuci hati, banyakkan baca Al‐Quran, ingat mati dan hadir majlis zikir. Bila hati suci, barulah ada tauhid.

33. Ilmu (kesufian) ini bukan boleh diwarisi. Kalau boleh tentulah saya bagi anak isteri saya dulu, tetapi ia adalah anugerah Tuhan.

34. Saya mengaji (ilmu perjalanan Ahlullah) dengan air mata (banyak menangis).

35. Penyatuan orang mukmin dengan air mata (menangis kerana mengenangkan keagungan
Tuhan). Penyatuan orang yang tak mukmin dengan gelak ketawa. Macam kera maka jadilah
kera.

36. Tuhan tidak bagi taufik hidayah pada orang yang zalim. Sebesar‐besar kezaliman ialah mengikut hawa nafsu.

37. Berjayanya seseorang itu sebanyak mana tumpuan yang dibuat. Banyak tumpuannya,
banyaklah kejayaannya, kurang tumpuannya, maka kuranglah kejayaannya.

38. Matlamat saya bukannya batu, kayu ( bangunan ) dan ramai orang, tetapi saya nak orang yang bersungguh mengikuti garisan syariat dan toriq.

39. Saya mengajar ilmu para wali bukannya ilmu tok sami!

40. Saya hanya boleh nasihat, saya tak boleh memberi manfaat dan mudharat. Buat ibadat nak fadhilat, nanti berkulat. Buat nak berkat nanti melekat.

41. Saya kagum dengan ketahanan yang ada pada Hallaj, orang korek mata, kerat tangan dia, dia tidak rasa sakit.

42. Nasihat hanya boleh diberi sebelum nyawa di halqum (garghorah). Selepas garghorah tidak ada gunanya lagi.

43. Kesufian bukan boleh didapati dengan seminar dan pena. Kesufian boleh didapati dengan zuhud dan yakin.

44. Kekufuran tidak boleh menghilangkan kekufuran. Hanya kerasulan, kenabian dan kewalian sahaja yang boleh menghilangkan kekufuran.

45. Hanya ketaqwaan yang tinggi sahaja yang boleh menundukkan kesombongan, kekufuran dan kesyirikkan sebagai mana Ibrahim Khalilullah menghancurkan kerajaan Namrud.

46. Jangan buat ibadat pura‐pura, nanti jadi kura‐kura.

47. Kamu jangan biadab dengan Allah s.w.t.!

48. Kamu jangan jadi seperti kerengga, dia duduk di pokok buah‐buahan tetapi tak makan buah,bila ada manusia nak ambil buah dia pun kacau (marah).

49. Saya berjalan tidak kisahkan orang. Jangan kacau orang. Orang kacau kita, tidak mengapa.

50. Firman Allah Ta’ala:
Maksudnya “Hendaklah kamu berzikir banyak, mudah‐mudahan kamu semua mendapat
kejayaan” (Surah Al‐Jumaah Ayat 10).Dalam ayat ini Allah s.w.t. tidak bagi tahu banyak mana (bilangan nak kena zikir), sekurang kurang banyak ialah sampai (darjah nafsu) mutmainnah.”

51. Selagi belum mutmainnah, selama itu punah ranah.

52. “Ada yang lain lagikah? Tak ada lagi dah. Mari kita pakat duduk di atas (La ilaha
illAllah”). Kata‐kata Tok Ayah Said r.a.

53. Nabi Yunus a.s., duduk dalam perut ikan tapi, tak jadi tahi, sebab baginda membaca(“La ilaha illa anta subhanaka inni kuntu minazzolimin”). Oleh itu supaya kita, tidak menjadi tahi dunia, maka banyakkanlah membaca “La ilaha illa anta subhanaka inni kuntu minazzolimin”.

54. Ulama’ terhijab dengan ilmunya, ‘abid terhijab dengan ibadahnya, zahid terhijab dengan zuhudnya dan soleh terhijab dengan kesolehannya. Ini semuanya dinamakan hijab nurani.

55. Bila mata kita muafakat dengan syariat, telinga kita muafakat dengan syariat, fikiran kita muafakat dengan syariat, tangan kita muafakat dengan syariat, namanya bersungguh sungguh.

56. Sekiranya apa yang saya anjurkan, sampaikan atau yang saya lakukan ini tidak muafakat dengan garisan Al‐Quran dan Sunnah tolong jangan pakai. Saya menerima setiap kritikan yang membina.

57. Matlamat kita ialah keimanan dan ketaqwaan dan menentang kekufuran dan kesyirikan di dalam segenap aspek.

58. Kita tidak menentang sains dan teknologi kerana ia adalah rahmat Allah s.w.t. tetapi kitamenentang kekufuran dan kesyirikan di dalam sains dan teknologi.

59. Saya berdoa kepada Allah s.w.t. “Ya Allah, hamba mu ini tak pandai nak memanggil (menyeru)berdakwah macam orang lain. Jadi Engkau hantarlah mereka‐mereka yang Engkau kehendaki dan rahmati ke sini, sebagaimana Nabi Ibrahim a.s. di perintah oleh Allah s.w.t. menyeru manusia datang ke rumahNya Baitullah).

60. “Buat kerana Allah, Mahmud!” Nasihat Tuan Guru Haji Husin Dol r.a. kepada saya.

61. Perjalanan saya muafakat dengan perjalanan Maulana Ilyas r.a. ( Pengasas Jemaah Tabligh,Ahli Zaman Abad 14 Hijrah ) dari segi menghancur hati kepada Allah s.w.t. cuma caranya berbeza tetapi matlamatnya sama. Seperti nelayan nak menjadi jutawan, tauke kilang nak jadi jutawan, peladang nak jadi jutawan. Walaupun caranya berbeza tetapi matlamat mereka sama, nak jadi jutawan!

62. Kamu boleh paksa anak kamu untuk dunia, tak cukup dengan sekolah pergi tuisyen lagi. Tapi kenapa dengan halqah zikir kamu tak boleh buat?

63. Sebenarnya kita kena asuh perkara ini (jalan orang‐orang muqarrabin) daripada awal lagi kerana semua wali Allah s.w.t. yang besar‐besar, mula diasuh sejak daripada kecil.

64. Punca‐punca kehancuran umat Islam hari ini tidak ada lain iaitu ananiah ikut nafsu.

65. Bukan orang lain dan unsur‐unsur lain merosakkan kamu tetapi nafsu kamulah yang
merosakkkan kamu sendiri.

66. Air mata takut Allah s.w.t. tak sama dengan air mata lembu. Macamana air mata lembu? Bila dia lapar dia menangis, bila dia sakit dia menangis, bila anak dia mati dia menangis. Macam itulah air mata orang tidak takut Allah s.w.t.

67. Menurut hadis, setitik air mata orang yang takut Allah s.w.t. boleh memadamkan api neraka.Apatah lagi api dunia dan bom atom, bom nuklear ‐ kalau dibandingkan dengan api neraka!Sebab itulah Ibllis dan konco‐konconya mencari jalan untuk memupuskan jalan‐jalan orang yang takut Allah.

68. Allah s.w.t. menceritakan di dalam Al‐Quran:
Mafhumnya “Sesungguhnya zikrullah itu Maha Besar, Maha Agung” (Surah Al‐Ankabut Ayat
45).Maknanya zikrullah itu lebih hebat daripada bom atom. Pasal inilah Yahudi dan konco konconya menghalang orang berzikir dan halqah zikir.

69. Kalau beramal nak dunia, nak hebat, nak kebal dan bermacam‐macam lagi samalah dengan Iblis. Iblis berdoa (meminta kebolehan atau kehebatan) kepada Allah nak menyesatkan manusia.

70. Serban putih dan jubah putih senang dibeli, yang tiada dijual perut (jiwa) yang bersih walaupun hendak dibeli dari wali Allah bahkan dari Rasulullah (pun tidak boleh) kerana taufiq dan hidayah di tangan Allah.

71. Hari ini ramai orang membicarakan karomah para aulia, karomah Sultan Auliya’ Syeikh Abdul Qadir Al‐Jilani tetapi kenapa tidak mengkaji cara‐cara dan punca‐punca hendak mendapat karomah.

72. Saya menceritakan perjalanan muqarrabin. Oleh itu janganlah kamu menghukum (membuat andaian) di atas pandangan orang‐orang hasanah. Kerana kebaikan orang‐orang hasanah adalah kekejian bagi orang muqarrabin.

73. Manusia di hari ini hanya menceritakan para aulia yang dah mati seperti Ibnu Arabi, Al Ghazali,Hallaj dan ramai lagi. Tetapi kenapa mereka tak mahu mencari para aulia yang hidup di zaman kita ini ? Seolah‐olahnya mereka mahu auliya’ yang dah mati itu hidup semula, lebih baik minta Rasullah s.a.w. hidup balik untuk membimbing kita, kerana baginda Sayyidul Mursalin, ini lebih afdal!

74. Kamu, kereta boleh beli tetapi jam loceng untuk mengejut waktu tahajjud tak boleh beli!

75. Berpegang teguhlah dengan kitab Allah dan Sunnah Rasullullah s.a.w.

76. Orang kafir yang makan ular, bisa ular tidak menjejaskan mereka kerana dalam badan mereka ada sel‐sel darah ular. Kita orang Islam tak makan ular, kemudian kita tak buat pula perkara yang lebih bisa dari bisa ular (istighfar, selawat dan zikir).

77. Bila (iman) kita lemah, maka orang‐orang yang lebih lemah daripada kita akan mengambil kesempatan daripada kelemahan kita. Jalan penyelesaiannya, dengan kita memperbaiki dirikita.

78. Allah s.w.t. tak terima doa orang yang mengikut nafsu ammarah.

79. Maafkan segala kesalahan orang‐orang yang membuat kesalahan dengan kita walaupun
mereka tidak memohon maaf.

80. Orang yang tak berani menghadapi ujian, itu orang bodoh. Kalau tak ada ombak yang besar macam mana orang yang main luncur ombak hendak rasa keseronokan bermain ombak.

81. Kalaulah binatang buas boleh dilatih sebagaimana harimau, gajah dan beruk sarkas dilatih untuk membuat pertunjukkan (boleh dijinakkan), apatah lagi manusia walhal mereka seindahindah makhluk Allah, kerana Allah berfirman:
“Sesungguhnya telah Kami jadikan manusia di dalam seindah‐indah bentuk” (Surah At‐Tin Ayat 4).

82. Jadilah hamba Allah, buatlah kerana Allah, MasyaAllah!

83. Jikalau kulit saya kamu salin ke tubuh kamu, darah saya kamu tukar ke dalam jasad kamu, daging dan tulang saya kamu pakai sekalipun! Kamu tak akan dapat sebagaimana saya dapat sekiranya kamu tak bersungguh sebagaimana saya bersungguh‐sungguh dengan Allah.

84. Bukan nak ( zikir dengan suara ) kuat, bukan perlahan. Matlamat kita hancur hati dengan Allah tetapi kebiasaannya nak hancurkan batu gunung untuk buat jalan kena gunakan bahan letupan. Kemudian batu tadi di masukkan di dalam mesin penghancur, tentulah proses ini mengeluarkan bunyi yang kuat. Apatah hati manusia lebih keras dari batu.

85. Saya tak bimbang anak‐anak saya tak makan kerana rezeki, (sebab) Allah sudah jamin. Yang saya bimbang anak‐anak saya tak ada iman.

86. Saya tak setuju dengan orang‐orang yang hanya bercerita tentang datuk nenek mereka orang hebat, orang soleh dan tok wali. Dia tu macam mana? Sepatutnya dia boleh (dapat) lebih lagi, atau pun sekurang‐kurangnya dapat sama macam datuk nenek mereka.

86. Kalau guru buat matan, murid buat syarah. Ini tidak, masuk hutan! (tak terpakai).

87. Fahaman Wahabi ialah fahaman yang berpegang kuat dengan zahir syariat. Mereka tidak terbuka rahsia syariat. Jika kita berpegang kuat dengan syariat dan hakikat, mereka tak boleh makan kita.

88. Kalaulah anjing yang mengikut pemuda Ashabul Kahfi, Allah masukkan ke dalam syurga.Apatah manusia yang bersungguh‐sungguh mengikuti perjalanan Ahlullah. Ada orang yang menulis nama‐nama mereka ( Ashabul Kahfi ) untuk dibuat azimat sahaja. Ini saya tak setuju,sepatutnya kita kena ikut jejak langkah mereka untuk menyelamatkan iman. Kita pun akan sama dapat kekuatan macam mana yang Allah anugerahkan kepada mereka.

89. Kamu tentang makan, kamu pandai. Untuk menyedapkan sesuatu makanan berbagai ramuan digunakan, tetapi kenapa untuk mendapat kemanisan di dalam ibadah kamu tak pandai?

90. Duduklah ”tang” manapun, di parit longkang, di dalam istana, di atas, di bawah, di tepi, di tengah, di laut atau di darat. Matlamat kita ialah kehambaan.

91. Pohonlah kepada Allah untuk berjumpa dengan guru yang boleh membimbing kamu ke jalan Allah.

92. Di dalam perjalanan Ahlullah, baka keturunan adalah salah satu perkara yang sangat penting.Sebab itulah Rasullullah s.a.w. suruh memilih perempuan yang beragama untuk dijadikan isteri.

93. Untuk menyucikan darah‐darah keturunan yang tak terpakai, darah kejinan, darah kekufuran dan kesyirikan. Hendaklah menghabiskan selawat sebanyak 5.6 juta.

94. Kalau kita tak larat nak berjalan, jadilah tangga untuk orang‐orang yang nak berjalan.

95. Setengah orang seronok membaca dan mendengar karomah Syeikh Abdul Qadir Al‐Jilani.Nasihat Syeikh Abdul Qadir Al‐Jilani dia tak baca! Bacalah nasihat Syeikh Abdul Qadir al ‐Jilani,di dalam kitab Fathul Ghaib dan Fathur Rabbani.

96. Ada dua jalan manusia menuju Allah s.w.t:
• Jalan Nubuwwah
Jalan Nubuwwah bermula sejak Nabi Adam a.s hingga Nabi Muhammad s.a.w. Jangka
masa ini tidak diketahui oleh sebarang manusia, kecuali Allah s.w.t sahaja. Inilah jangka masa manusia mencapai Allah s.w.t melalui bimbingan nubuwwah, di mana wahyu
sentiasa di turunkan. Zaman Nubuwwah ini telah berakhir dengan Nabi Muhammad
s.a.w dan tidak akan bermula lagi.
• Zaman Wilayat (kewalian)
Zaman Wilayat di mana para aulia menunjukkan manusia jalan kepada Allah s.w.t
sehingga akhir zaman. Bila zaman Nubuwwah berakhir, maka dari situ zaman Wilayat
bermula. Wilayat bermula dengan para‐para sahabat, diikuti oleh para tabien yang
berlandaskan hadis Akbaru Tabik, Uwais Al Qarni. Jalan ini berterusan hingga Syeikh
Abdul Qadir al ‐ Jilani pada abad ke 5 Hijrah di mana mahkota Wilayat telah di
anugerahkan kepada beliau. Zaman Wilayat ini bermula dari zaman sahabat hingga ke
zaman Sayyidina Muhammad Al‐Mahdi. Semua auliya’ di dalam dunia ini mencapai Allah
melalui warasatul auliya’ (bimbingan para Auliya’). Allah s.w.t membimbing mereka
melalui syariat, toriqat, hakikat dan makrifat. Pancaran nur kalimah(La ila ha illAllah) yang di bawa oleh Nabi Muhammad s.a.w sentiasa dikawal dan dipelihara oleh para auliya’ supaya memancar dan bersinar.

97. Saya kalungkan mutiara di leher anjing, mudah‐mudahan ia menjadi kambing.

98. Sembahyang 5 waktu di wajibkan pada tahun ke 10 daripada kenabian dan kerasulan.
Sebelum itu Rasulullah menyuruh para sahabat menguatkan iman dengan banyak menyebut
(La ila ha illAllah).

99. Bilal bin Rabbah r.a seorang hamba abdi. Orang yang dipandang hina oleh masyarakat tetapi berhubung dengan keimanan dan tauhid, dia seorang yang mulia dan cerdik. Beliau tidak tunduk kepada kekufuran dan kesyirikan walaupun jasadnya disiksa. Di hari ini, kita ada ramai golongan cerdik pandai, ada pensyarah, ada jurutera, ada doktor, ada ulama’, tetapi berhubung dengan keimanan dan tauhid, kita jauh ke belakang dan lebih bodoh daripada Bilal r.a.

100. Kamu jangan sangka, kamu ikut saya, duduk majlis saya, sembahyang belakang saya, kamu dah dapat masuk syurga. Saya pun belum tentu lagi Allah nak letak di mana, di syurga atau neraka!

101. (zero, zero, one) ini nombor kod Ahlullah. Kosong dunia, kosong akhirat, hanya Allah yang Esa.

102. Bergaul dengan jutawan berasa nak manfaat dari mereka. Syirik! Tengok benda seronok,berasa seronok. Syirik dengan ‘seronok’. Duduk dengan orang jahat dan ganas, berasa takut dia kacau kita. Syirik dengan ‘takut’ pula. Bila tengok perkara yang tak elok dan tak berkenan,tak nak dan tak mahu pula. ‘Syirik dengan tak nak’. Tengok perkara yang berkenan dan menawan berasa nak. Syirik dengan ‘nak’ pula

103. Kalau kereta rosak ada tukang yang akan baikinya. Kalau orang rosak siapa yang nak baiki?

104. Jadilah hamba Allah sehamba‐hambanya. Kalau orang bertanya siapa yang paling banyak dosa? Angkatlah tangan!

105. Berdoalah kepada Allah supaya buta mata daripada melihat perkara yang dilarang. Pekak telinga daripada mendengar perkara yang dilarang. Bisu mulut daripada bercakap perkara yang ditegah. Batukan anggota daripada melakukan perkara yang Allah larang.

106. Orang munafiq di zaman ini tak senang dengan pakaian sunnah.

107. (La hau la wala quwwata illa billah) cakap senang, nak duduk di atas
garisannya payah.

108. Kemerdekaan yang sebenar ialah apabila bebas daripada belenggu hawa nafsu.

109. Orang Melayu terhijab dengan bahasa Melayunya, orang India terhijab dengan bahasa Tamilnya. Orang Cina terhijab dengan bahasa Cinanya. Orang Jawa terhijab dengan bahasa Jawanya. Orang “ARAB” pun terhijab dengan bahasa Arabnya.

110. Perkara yang kita tak tahu tidak semestinya perkara tersebut tak betul.

111. Orang yang loyar buruk dengan Allah s.w.t ialah orang yang loyar buruk dengan auliya’ Allah.

112. Bala yang Allah kenakan kepada kita adalah setimpal dengan amal perbuatan kita. Bila kita buat kebajikan. Pandanglah, bahawa itu semuanya anugerah dan rahmat Allah. Kalau buat perkara yang tak berbetulan dengan jalan keredhaanNya janganlah disandarkan kepada Allah.Salahkan nafsu kita sendiri. Ini tidak! Bila buat kebajikan kita rasa ada “share” (berkongsi) dengan Tuhan. Bila buat maksiat dikatakan pula ini qodho Tuhan. Inilah puncanya manusia tak sampai Tuhan dan semakin jauh daripada “rahmatNya”. Tidak lain kerana biadabnya kita!

113. Guru saya pesan. “Mahmud! Janganlah ajar adab nanti mereka biadab. Ajarlah mereka beribadat sehingga mereka beradab!”

114. Apabila tidak senang dengan aturcara “perjalanan Ahlullah” itu tandanya ada darah kejinan mengalir di dalam jasad. Untuk menghilangkannya hanyalah
dengan (“Fana’‐fi‐syaikh” yakni mematuhi segala aturan guru). Guru yang
ikhlas tidak akan membawa muridnya masuk “neraka”.

115. Para auliya’ (wali‐wali Allah) tidak menyembunyikan “Ilmu”. Orang dunialah yang
menyembunyikan ilmu. Kerana ada kepentingan dan tak ikhlas. Mereka takut anak murid
mereka lebih bijak! Bersalahan dengan auliya’, mereka mahu murid‐murid mereka lebih
cemerlang dan berjaya.

116. Bila buat sesuatu ikut hawa nafsu maka akan timbullah penyesalan yang berpanjangan.

117. Benda dan perkara yang dah berlaku, jangan kata “Silap!” Tuhan buat “Tak silap”. Yang silapnya pasal kita “Ikut hawa nafsu!”

118. “Buat apa nak zikir ( suara ) kuat‐kuat? Allah s.w.t. bukan pekak! Zikir perlahan pun Allah s.w.t.
dengar”. Ini cakap orang yang tidak kenal Tuhan, cakap orang kafir. Habis itu Allah s.w.t.jadikan petir yang berbunyi kuat itu, dia tidak dengar ke? Memang Allah s.w.t. tidak pekak tetapi yang pekak itu “nafsu”, dia tidak mahu dengar dan ikut perkara yang Allah s.w.t. redha. Itulah sebabnya disuruh berzikir dengan suara yang kuat. Memang berzikir dengan sirr lebih afdhol daripada zikir (suara) kuat. Tapi ini untuk orang yang dah sampai.

119. Selaku umat Rasulullah s.a.w. di abad 15 Hijrah ini. Saya akan bersungguh‐sungguh memperjuangkan dan mempertahankan perjalanan Ahlullah.

120. Bacalah diri sendiri (tengok keburukan sendiri). Jangan baca (tengok) keburukan orang lain.

121. Bereskan kekufuran dan kesyirikan di dalam diri kita dulu. Janganlah bersibuk dengan kekufuran dan kesyirikan di luar kita.

122. Dalam hadis Rasulullah s.a.w. menyatakan “bahawa para sahabat umpama bintang‐bintang di langit”. Walaupun mereka berlainan bidang seperti bertani, berniaga, kaya, miskin, panglima,hamba abdi dan lain‐lain tetapi mereka mempunyai satu rahsia dengan Tuhan iaitu memiliki sifat “kehambaan”. Inilah perjalanan Ahlullah.

123. Gagahnya satu‐satu zaman itu di sebabkan gagahnya para auliya’ (wali‐wali Allah) di zaman itu.

124. Air hujan yang turun dari langit “jernih”. Tapi bila sampai di bumi jadi keruh, kotor dan berwarna merah disebabkan tanah. Begitulah rahmat Allah yang turun dari langit, “suci”. Tapi perut (hati) kamu yang mengotorkan rahmat Allah itu. Kenapa air hujan yang turun di laut jernih? Sebab air laut jernih.

125. Sembahyang ada waktu. Zikrullah tidak ada waktu tertentu. Zikrullah kena dilakukan sepanjang waktu. Semua para nabi dan rasul berzikir.

126. Selagi mana kita terasa reti. Selama itulah kita tak reti!

127. Terasa adanya “kita”. Itulah kesalahan yang besar.

128. Selagi terasa adanya kita. Selama itulah kita menderita.

129. Kita tak soal UMNO ka, PAS ka, ADIL ka. Kita akan berganding bahu dengan orang‐orang yang sanggup berdiri, mengikuti aturcara kebangkitan (Islam).

130. Abad 15 Hijrah ialah abad kebangkitan Islam.

131. Semua para auliya’ di dalam dunia sepakat mengharamkan rokok.

132. Satu batang rokok yang dihisap menjadi hijab dengan Allah selama 40 hari.

133. Serban, jubah dan janggut lambang orang soleh.

134. Pakai baju, dulukan tangan kanan, buka baju dulukan tangan kiri. Pakai kain dulukan kaki kanan, tanggalkan kain, dulukan kaki kiri, pakai seluar duduk dulu dan mulakan dengan kaki kanan kemudian barulah berdiri, buka seluar dulukan kaki kiri. Nak pakai kasut/selipar dulukan kaki kanan nak buka, dulukan kaki kiri. Pakai kain tindihkan kanan di atas pihak kiri. Ni kamu tidak! pakai ikut “DAN!”. Tak ikut sunnah, ikut syaitan, tak ada zikrullah. Zikrullah tak masuk
dalam badan lagi. Kamu ingat perkara ni kecik! Kalau perkara kecik tidak boleh nak jaga,macam mana nak jaga perkara yang lebih BESAR?

135. Buang atau cukur janggut, simpan misai, macam Hindu! Ikut Hindu! Rasulullah s.a.w. suruh panjangkan janggut, andamkan misai.

136. Semua nabi‐nabi dan rasul‐rasul a`laihimussalatu wassalam dibangkitkan oleh Allah s.w.t. untuk menguatkan iman dan taqwa dahulu. Bila iman dan taqwa dah kuat, barulah perkara perkara lain akan ikut kuat. Ini tidak, nak kuat ekonomilah, kuatkan itulah, inilah. Nabi Adam a.s. mula‐mula di turunkan ke bumi ini apa yang dibuat dulu? Baginda menangis takutkan Allah s.w.t. selama 40 tahun. Adakah baginda buat benda lain dulu?

137. Kenapa orang Islam yang dulu‐dulu hebat dan kuat. Sebab mereka kuat berpegang dengan Allah s.w.t. dan Sunnah. Kita sekarang tidak, sebab itulah orang Islam sekarang lemah.

138. Kita jangan di perbudak‐budakkan oleh budak‐budak dunia.

139. Orang yang baik merasa dirinya jahat! Orang yang jahat merasa dirinya baik! Dalam bala ada nikmat. Dalam nikmat ada bala. Sebab itulah semua kekasih Allah di dalam penderitaan.

140. Bala ada 4 jenis:
سراج للعارفين• (Sirajun‐lil‐ariffin) penerang bagi para arifbillah.
يقظة للمريدين• (Yaqozatun‐lil‐muridin) penyedar bagi orang yang hendak mengenal Allah.
إصلاح للمؤمنين• (Islahun‐lil‐mukminin) membaikkan orang yang beriman.
هلك للغافلين• (Halakun‐lil‐ghafilin) membinasakan orang yang lalai pada Allah s.w.t.
141. Punca bohsia dihari ini (keruntuhan moral) ialah disebabkan suntikan yang diberi kepada bayi yang mengandungi hormon lembu atau kuda. Apa kerja lembu dan kuda? Jadi budak‐budak ini ikut perangai lembu dengan kudalah! Yang ada hormon manusia sahaja pun, payah nak asuh apatah lagi yang ada hormon lembu dengan kuda. Inilah cara Yahudi dan Nasrani untuk melemahkan orang Islam. Mereka tahu sekarang ini adalah masa kebangkitan Islam. Mereka bunuh sel‐sel kesolehan yang terdapat dalam anak‐anak orang Islam. Sebagaimana Firaun membunuh anak‐anak Bani Israel kerana takutkan Musa a.s.

142. Wajib taat kepada Allah s.w.t. dan Rasulullah s.a.w. dan orang‐orang yang “mengajak” kita taat kepada Allah s.w.t. dan Rasulullah s.a.w.

143. Cara perubatan yang tak menggunakan dadah seperti akar kayu dan homeopati ini adalah lebih baik. Perubatan yang menggunakan dadah boleh merosakkan saraf kita. Itu yang menyebabkan payah masuk zikir jika saraf sudah rosak!

144. Saya buat kerja saya. Saya tak kisah orang nak marah ke atau suka!

145. Di jalan Allah s.w.t. tidak ada mujadalah, mubahasah, munaza’ah dan munakasyah
(bertengkar, berdebat, berbahas). Yang ada di jalan Allah s.w.t. hanya(beriman dan beramal soleh).

146. Penyelewangan hadis. Betullah! Rasulullah s.a.w suruh tuntut ilmu sampai ke negeri China,tetapi masalahnya bila kita hantar penuntut kita ke China, mereka jadi China!, hantar ke Amerika jadi Amerika!, hantar ke England jadi England!. Pasal kita tidak beri mereka kekuatan(iman dan taqwa) terlebih dahulu. Hadis ini Rasulullah s.a.w. menceritakan di mana dan pada bila? Pada masa iman para sahabat dah cukup kuat. Inilah penyelewengan hadis namanya.

147. Kalau perut dah kenyang macam mana nak meratib?

148. Satu orang Tuan Guru (Sg. Pau Kedah) komen apa yang saya anjurkan. Saya bagi tahu dia, “PakCik! Kalau Mahmud buat ikut hati ‐ mati. Ikut nafsu, lesu. Kalau Mahmud buat kerana Allah masyaAllah. Tengoklah nanti bagaimana Mahmud gila (majzub) ini memimpin manusia ke jalan Allah”.

149. Di dalam tubuh badan manusia ada 56 ribu titik darah. Untuk menyuci satu titik darah tidak terpakai, perlu berselawat sebanyak 100 kali. Bermakna untuk memproses setiap titik darah tersebut perlu berselawat sebanyak 5.6 juta.

150. Dalam perjalanan Ahlullah, selagi belum mutmainnah dikira orang baru.Walau dah 30 tahun ikut tapi belum mutmainnah di kira masih orang baru.

151. Cara‐cara memohon guru mursyid.
a. Selalu buat sembahyang hajat.
b. Banyakkan membaca (Laila hailla anta
subhanaka inni kuntu minaz zolimin), istighfar dan selawat.
c. Berdoa ‐ “Ya Allah dengan berkat Rasulullah s.a.w. dan berkat para waliMu yang besarbesar.
Pertemukan aku dengan orang yang Kau kasih untuk membimbing hambaMu yang dhaif, zalim dan jahil lagi banyak dosa ini semata‐mata dengan rahmatMu sahaja.Ya Allah!”.

151. Dari mana hendak kemana,Singgah di dunia jangan buat bencana;Di akhirat nanti jadi merana,Kekal di dalam selama‐lamanya.

152. Fahaman agama ini luas. Ada fahaman syariat, ada fahaman toriqat, ada fahaman hakikat dan ada fahaman makrifat. Untuk berjalan pertama‐tama sekali kena kasih dengan syariat, kena kasih pada Rasulullah s.a.w

153. Segala amalan khurafat yang menghalang kita didalam perjalanan dihapuskan dengan
berselawat.

154. Hanyalah dengan memperbanyakkan mengingati Allah sahaja akan membuka laluan kepada kita untuk memahami tauhid.

155. Yang dikatakan memperbaiki diri ialah kita perlulah bersifat zuhud dan yaqin kepada Allah Taala.

156. Apabila tidak zuhud akan timbullah penyakit tamak. Dari penyakit tamak akan timbul pula syak wasangka terhadap Allah.

157. Tidak ada jalan lain untuk keluar daripada penyakit tamak dan syak wasangka terhadap Allah melainkan dengan zuhud.

158. Punca kita jauh dari Allah tidak dapat merasai kemanisan iman kerana kita tamak. Kalau tamak hendakkan syurga pun Allah s.w.t keluarkan dari syurga (kisah Nabi Adam a.s), apatah kalau kita tamak hendakkan dunia.

159. Pupuklah dangan zuhud dan yakin kepda Allah supaya timbul dalam perasaan kita: ”Dia Tuhan”.

160. Setiap amalan yang tidak sampai makrifah akan jadi sampah.

161. Untuk mendapat yakin kenalah tinggalkan nafsu amarah terlebih dahulu. Dengan nafsu ammarah tidak akan wujud keyakinan kerana dia musuh Allah dan sentiasa bercanggah dengan Allah.

cucutokku: kredit kepada warga Madrasah Nurul Iman(semoga Allah memberkati diri kamu semua, InsyaAllah)